Atas undangan Garry, ke3 temannya Terry, Harry dan Barry main ke rumah pada suatu hari minggu. Mereka pun asyik bercanda, bermain dan kadang nampak seperti belajar. Belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Asyik mengamati mereka bermain.

Nah, aku pun tergoda ikut nimbrung [maklum: walau udah ampir nendang kepala 4 kok aku merasa masih muda dan kadang2 kekanak2an] bermain. Setelah diterima sebagai bagian dari “geng” aku teringat dengan games 9=17, (anda harus klik link di kiri itu, agar tahu latar kisah ini) dan menawarkan permainan itu kepada mereka. Semuanya antusias, Terry, Harry dan Barry pun meminjam peralatan tulis Garry beserta secarik kertas kosong.

 

“Siap?”, tanyaku

winks3.gif

“Siaaaaaap!!!!”, jawab mereka serempak!

“Pilih sebuah bilangan, + kan dengan bilang itu sendiri, hasilnya di x kan dengan 9, sudah?”

“Bentar, Om!” kata Harry dan Barry bebarengan.

mikir.gif

“Hasil perkalian itu di - kan dengan bilangan pilihan dan hasil pengurangan itu di : dengan bilangan pilihan”, kataku menyelesaikan soal.

Bertepatan dengan tengadahan kepala [sinyal jawaban selesai] mereka, ku katakan hasilnya 17. Kontan saja mereka semua terperangah dan saling berpandangan.

“Kok, bisa sih Pa?”, tanya Garry

kagum.gif

“Sekali lagi donk, Om!”, pinta Harry

Namun karena Ibra pun minta “jatah” main bersamanya, aku pun pamit pada ke4 anak. “Teruskan bermainnya, Om mo main sama Ibra lagi”, kataku pamitan. Kutinggalkan mereka dengan isi kepala yang masih bertanya2 dan penasaran.

* * *

Sekitar sejam berikutnya.

Terdengar Terry, menguasai percaturan “games”. Cuman agak berbeda, sekarang pegangannya bervariasi ada 11, 27, 36, 68 dan bahkan mencapai 3 digit. Terry bener-bener menguasai medan dan menikmati rasa penasaaran teman-temanya. Ia beragak bagai Seri Panggung di tengah tatapan terpesona para penontonnya.

Selesai menyiapkan makan siang Mamapun mengambil alih Ibra dan aku kembali bergabung dengan 4 sekawan yang sedang asyik bertebakan angka.

“Hebat, hebat….., bagaimana kamu menemukan rahasia itu Terry?”, tanyaku.

Agak malu, tersipu dia menjawab. “Ketika kawan yang lain mengganti bilangan pilihannya mereka malah makin bingung, karena setiap kali diganti hasil akhirnya tetap 17 tidak berubah” Kulihat Garry, Harry dan Barry menganggung setuju.

“Sedangkan aku, tetap dengan angka pilihanku yaitu 1 (satu) namun aku mengganti angka pegangannya mulai dari 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 10 dan ternyata hasilnya gak lagi 17. “Lihat deh, om”, katanya menunjukkan hasil temuannya.

Dari list itu kulihat!

Pegang 1 hasilnya 1

Pegang 2 hasilnya 3

Pegang 3 hasilnya 5

Pegang 4 hasilnya 7

Pegang 5 hasilnya 9 ……… dst

“Maksudnya bagaimana ini Terry? Om, gak paham nih!”, tanyaku seolah tak mengerti.

“Gini Om, dari hasil coba-coba ini, hasil akhirnya adalah angka pegangan [ditambah] angka pegangan [dikurang] 1 “, jelasnya berkaca-kaca. “Jadi kalo Terry pegang angka 6 maka nanti hasilnya 6+6=12-1=11

bingung.gif

Bingung?

Biar ku sederhanakan, kalau angka pegangan kita misalkan P, maka yang dimaksud Terry adalah :

P + P – 1 = Hasil Akhir.

Dan akhirnya rahasia itu terpecahkan oleh Miss Terry yang imut itu. “Sebagai hadiahnya untuk kalian semua, Om akan kasih masing2, 1 buah Tamagochi. “Asyiiikk…..!” sorak mereka.

Ah, ternyata bermain-main dengan angka dapat membuat antusias anak-anak belajar matematika. Tentunya kita berharap manusia Indonesia mulai dari kanak2 tidak takut lagi dengan matematika.

Bukan begitu, ustadz Jupri? Bagaimana Om deKing?